Warta Biro PBJ

Biro Pengadaan Barang dan Jasa Provinsi NTT

Bank Indonesia (BI) berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi NTT dan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) NTT menyelenggarakan kegiatan Duduk Ba Omong : Transformasi Ekonomi NTT yang Mandiri, Maju dan Berkelanjutan. Kegiatan berlangsung di Aula El Tari Kupang pada Selasa (11/2/2025).

Kegiatan ini menghadirkan Penjabat Gubernur NTT Andriko Noto Susanto sebagai keynote speech. Selain itu, hadir Gubernur Terpilih Emanuel Melkiades Laka Lena sebagai Leader Insight dan tiga narasumber. Mereka adalah, Sugeng Santoso, Staf Ahti Bidang Ekonomi Maritim Kernenko Pangan dengan materi ‘Strategi Penguatan Produktivitas dan Arah Kebijakan Hilirisasi Sektor Pertanian dan Perikanan’, lalu Saleh Husein WKU Bidang Perindustrian KADIN dengan materi ‘Strategi Penguatan Iklim Investasi dan Dunia Usaha melalui Pengembangan Ekosistem dan Perluasan Pasar’ dan Dwinita Larasati, Akademisi dan Praktisi Ekraf dengan materi ‘Strategi dan Desain Pengembangan Industri Ekonomi Kreatif di NTT’. 

Kepala BI Wilayah NTT Agus Sistyo Widjajati pada kesempatan ini menyampaikan tiga poin utama perkembangan ekonomi di NTT. Pertama, Ia memberikan apresiasi kepada Penjabat Gubernur NTT Andriko Susanto yang telah mengawal pertumbuhan ekonomi NTT sehingga mengalami peningkatan pada persentase 3,73 persen (yoy) pada tahun 2024 dibandingkan tahun tahun 2023 sebesar 3,47 persen.

“Konsumsi masih menjadi kontributor utama baik konsumsi rumah tangga maupun konsumsi pemerintah, namun hal ini juga dibarengi dengan peningkatan kinerja sektor-sektor lainnya yang mengindikasikan bahwa daya beli masyarakat NTT terjaga dengan baik dan mampu menopang pertumbuhan ekonomi di tengah berbagai keterbatasan saat ini. Perekonomian yang meningkat juga mendukung perbaikan daya beli. Lalu, peningkatan nilai tambah tersebut mendukung realisasi konsumsi masyarakat dan peningkatan tabungan, perbaikan daya beli juga diindikasikan dari kenaikan permintaan KPR dan KKB,” beitu jelas Agus.

Kedua, Agus Widjajati menyebutkan bahwa BI memprediksi pertumbuhan Perekonomian NTT tetap optimis di Tahun 2025 dalam rentang kisaran 3,65 hingga 4,25 persen (yoy). Prakiraan tersebut juga didukung dengan laju inflasi tahun 2025 yang tetap terjaga dalam sasarannya. Pihaknya optimis di tahun mendatang akan terjadi perbaikan pangan dan kondisi iklim yang lebih kondusif dan investasi disektor pariwisata dan energi, kebijakan swasembada pangan yang menjadi pendorong ekonomi NTT. Estafet kepemimpinan yang terjadi saat ini memberikan harapan baru, semangat yang lebih gigih, serta aksi nyata untuk transformasi ekonomi NTT.

Karenanya, BI siap untuk terus bersinergi mendukung program pembangunan Provinsi NTT. Semua bisa diwujudkan apabila kita bersinergi dan berkolaborasi untuk perkembangan ekonomi NTT 5 tahun kedepan.

Pj. Gubernur Andriko dalam materinya yang bertajuk NTT Bisa : Bisa Swasembada Pangan, Bisa Tangani Stunting, Bisa Hapuskan Miskin Ekstrim menyatakan, NTT sebagai salah-satu provinsi besar yang terdiri atas 609 pulau mempunyai banyak potensi yang luar biasa. 

Merujuk paparan Kepala BI Wilayah NTT sebelumnya, pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan 3,73 persen (yoy) tetapi target nasional yaitu 5,2 persen. Artinya masih rendah kalau dibanding target nasional. Sedangkan tren realisasi investasi tahun 2021-2024 mengalami penurunan karena masih didominasi investasi berskala kecil sehingga dibutuhkan optimalisasi peran BUMD Kawasan Industri Bolok.

Selanjutnya, kemiskinan yang masih menjadi isu strategis berada pada angka 19 persen, di atas target penurunan kemiskinan nasional pada kisaran 7,0 persen sampai 8,0 persen. Jadi, NTT masih memiliki pekerjaan rumah untuk menurunkan jumlah kemiskinan yang sangat besar tersebut, tetapi akan menjadi ladang berkah kalau ini berhasil diselesaikan. Kemudian dipparkan target penurunan kemiskinan ekstrim nasional adalah nol persen, namun NTT berada pada angka 2,8 persen. Stunting di NTT juga masih tinggi karena berada pada angka sekitar 37,9 persen. Ini berarti kita masih mempunyai persoalan sumberdaya manusia di masa depan. 

Menurut Andriko, untuk membangun Provinsi NTT dibutuhkan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pemanfaatan potensi-potensi yang telah tersedia. Lima poin potensi Provinsi NTT disebutkan untuk mendukung peningkatan PAD.

Pertama adalah sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. NTT punya 1.305 potensi destinasi wisata alam, budaya dan minat khusus yang didukung oleh 10.803 pelaku usaha ekonomi kreatif dan 726 motif tenun ikat yang luar biasa. Ini merupakan salah-satu penggerak ekonomi yang harus terus didorong. Pada peringatan HUT NTT ke-66 tahun, telah diperoleh rekor MURI kategori Parade Tenun Jenis dan Asal Daerah Terbanyak di Indonesia. Selanjutnya, tanggal 20 Desember sebagai Hari Bertenun juga sukses digelar Parade Exotic Tenun NTT dengan tajuk ‘NTT Bertenun’ yang diharapkan dapat menjadi event internasional kedepannya.

Potensi kedua yaitu sumber daya laut seperti rumput laut, garam, pembudidayaan lobster dan kerapu. Beliau meyakini, masa depan kita ada di sektor kelautan dan perikanan.

Ketiga potensi pertanian, melalui kontribusi swasembada pangan. Sebelumnya, pada Rabu (5/2/2025) bersama Gubernur terpilih, Kepala Daerah se-Provinsi NTT dan Forkopimda Provinsi NTT, telah digelar pertemuan bersama Menteri Pertanian RI Amran Sulaiman di Jakarta dalam rangka membahas pembangunan pertanian untuk swasembada pangan di NTT. Keempat, potensi energi baru terbarukan seperti tenaga surya di Kabupaten Sumba Tengah, angin di Kabupaten TTS dan panas bumi di Kabupaten Ngada. Terakhir adalah konektivitas antar pulau melalui Pembangunan infrastruktur untuk mendorong perekonomian di NTT.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Gubernur Terpilih Melki Laka Lena menyampaikan dua gagasan yang akan diusungnya bersama Wakil Gubernur Terpilih Johni Asadoma untuk mendorong peningkatan pembangunan ekonomi di NTT.

 “Pertama ke depan Melki dan Johni akan berfokus untuk menggerakkan hilirisasi non tambang di NTT. Sudah cukup kita keluarkan barang dari NTT ini dalam bentuk mentah, kita harus mulai mengeluarkan produk dalam bentuk jadi atau setengah jadi. Dengan dukungan seluruh stakeholders, nilai tambah dari produk di NTT ini bisa kita kembangkan dengan baik. Kita akan berfokus pada hilirisasi non tambang karena kita ingin mengembangkan sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan termasuk pariwisata dan sebagainya itu harus ada nilai tambah bagi Provinsi NTT. Kedua, terkait dengan investasi, NTT ini perlu kita dorong agar investasi bertumbuh dengan baik melalui dua hal, yaitu pertama optimalkan yang sudah ada saat ini. Kemudian yang kedua membuka kantong-kantong investasi baru di NTT,” jelasnya.

Turut hadir pada kegiatan ini, Perwakilan Forkopimda Provinsi NTT, Pimpinan Perangkat Daerah Lingkup Pemprov NTT dan peserta dari perwakilan Asosiasi, Pelaku Usaha, Perbankan, Industri Keuangan, Akademisi, ASN dan Mahasiswa.

Lucius Widodo Luly,S.STP,MA
Lucius Widodo Luly,S.STP,MA
Analis Kebijakan Ahli Muda
Hidup Yang Tidak Diperiksa Ulang, Tidak Pantas Dihidupi (Sokrates, 470-399 SM)

Artikel Lainnya :

Biro Pengadaan Barang dan Jasa

ProvinsiN T TNusa Tenggara Timur
Alamat
Sayap Timur Gedung Sasando Lt.2
Jl. El Tari No.52
Kota
Kupang
Nusa Tenggara Timur
Indonesia